MESIOTDA Media Interaksi Otonomi Daerah
  1. MESIOTDA
  2. INFO AKTUAL

Yang terjadi di Jakarta genangan atau banjir? Ini penjelasan Sumarsono

"Ya Alhamdulillah Jakarta kan sesungguhnya genangan air,"

©2017 Merdeka.com Editor : Anton Sudibyo | Rabu, 08 Maret 2017 14:32

Merdeka.com, Mesiotda - Pelaksana tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono mengungkapkan istilah yang tepat untuk kategori banjir dan genangan khususnya di Jakarta. Menurutnya, dengan curah hujan yang tinggi membuat sejumlah wilayah Jakarta tergenang bukan banjir.

"Sejak saya masuk putaran pertama karena putaran pertama bukan hanya calon pilkada, Plt juga punya putaran kedua. Pada putaran pertama Plt itu sudah saya bilang. Hati-hati bulan Januari, Februari, Maret, intensitas hujan tinggi. Kita harus ingatkan sejak awal, jadi ini karena semata-mata curah hujan tinggi, bencana banjir di mana-mana. Ya Alhamdulillah Jakarta kan sesungguhnya genangan air," jelasnya di Balai Kota, Jakarta, Rabu (8/3).

Sumarsono menambahkan biasanya banjir bisa terjadi di sejumlah wilayah ibukota berhari-hari. "Kalau menginap namanya banjir. Jadi hanya di lokasi tertentu nggak seperti dulu, hampir di semua wilayah," tuturnya.

Pihaknya pun menegaskan normalisasi sungai jadi solusi penanganan banjir. Untuk itu dia mendorong jajarannya untuk menyelesaikan proyek penanggulangan banjir Ibukota. "Kenapa masih ada genangan air yang menginap namanya banjir? Karena masih ada beberapa hal yang belum selesai. Target normalisasi sungai itu kan baru 40 persen. Target baru kurang separuh. Kita akan janjikan tuntas kalau sudah 100 persen," katanya.

Soni panggilan akrabnya berharap Pilkada DKI Jakarta putaran kedua nantinya, siapapun yang terpilih dapat meneruskan proyek yang bermanfaat besar bagi masyarakat. "Pertanyaannya, siapa yang menyelesaikan ini 100 persen? Siapa pun juga yang menjadi kepala daerah harus meneruskan ini, kalau ndak Jakarta gak ada solusinya. Normalisasi sungai harus lanjut. Karena sudah 40 persen nih. Hasilnya sudah terasa," jelasnya.

Terakhir, Soni menjelaskan hal serupa. Masyarakat harus memahami antara istilah relokasi dan penggusuran. Menurutnya, keduanya masih dianggap sama. "Tapi kelak kemudian hari, sorry bukan penggusuran, relokasi. Kalau penggusuran itu habis digusur ditempatkan di mana saja terserah. Tapi kalau relokasi habis digusur ditempatkan lagi di tempat yang lebih jelas. Jadi tidak dilakukan jelang pilkada ini," kata Soni.

(AS)
  1. DKI Jakarta
KOMENTAR ANDA