“Dengan APBD Kota Sukabumi yang kecil saja, kami bisa. Daerah lain pasti juga bisa,” Wali Kota Sukabumi Mohamad Muraz.
Merdeka.com, Mesiotda - Wali Kota Sukabumi Mohamad Muraz menjelaskan, meskipun menggratiskan layanan kepada warga Kota Sukabumi, pembangunan dan biaya operasional di RSUD Al Mulk ini masih mampu ditangani oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Sukabumi. Lebih lanjut, Muraz menambahkan, APBD belanja daerah Kota Sukabumi memang sangat kecil, namun pihaknya bisa membangun rumah sakit. Hal ini sangat penting mengingat bahwa hampir semua calon pimpinan daerah selalu berkampanye dengan program layanan kesehatan, namun saat menjabat kebingungan mencari cara melaksanakan janjinya. “Dengan APBD Kota Sukabumi yang kecil saja, kami bisa. Daerah lain pasti juga bisa,” terang Muraz.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Sukabumi, Dr Rita Nenih mengatakan, pembangunan RS Al-Mulk ini menghabiskan anggaran bertahap sekitar Rp11 miliar. Dengan dana itu, bisa dibangun aneka fasilitas yang memungkinkan dan RS Al Mulk bisa masuk kategori rumah sakit tipe D. “Rumah sakit ini seluruhnya kelas III,” kata Rita.
Wali Kota Muraz menambahkan, pembangunan rumah sakit ini juga merupakan bentuk dukungan Pemkot Kota Sukabumi terhadap program pemerintah pusat untuk meningkatkan kesehatan di tingkat nasional. “Saya berharap pemerintah pusat dapat mendukung program kesehatan seperti ini, supaya pelayanan kesehatan dapat ditingkatkan” ujar Muraz.
Dia berharap, siapa pun yang nantinya memimpin Sukabumi, layanan ini akan tetap berlanjut. Maka, dibuatlah Peraturan Wali Kota Sukabumi no 21 tahun 2013 yang berisikan bahwa target pembangunan RSUD AL Mulk dijadikan sebagai Indikator Kinerja dalam RPJMD. Dengan menerapkan inovasi ini, pelayanan kesehatan di Kota Sukabumi akan terbantu dan secara umum akan menurunkan biaya yang harus ditanggung oleh pemerintah bisa sampai skala nasional oleh karena pasien yang menderita penyakit yang sederhana bisa dilayani di RSUD Al Mulk dengan biaya yang lebih terjangkau.
Saat ini, RSUD Al Mulk memiliki 50 tempat tidur kelas III, bertambah 20 tempat tidur dibandingkan dengan saat didirikan. Sejalan dengan perjalanan waktu, berbagai fasilitas juga terus ditambah hingga mampu menangani pasien yang memerlukan tindakan operasi.
Rumah sakit Al Mulk didirikan di atas lahan seluas 4.667 meter persegi dengan luas bangunan 2.017 meter persegi yang terdiri dari dua lantai. Rumah sakit yang berwarna cat biru itu memiliki lapangan parkir yang luas untuk kendaraan para pasien yang datang. Tak hanya itu, letaknya yang tak begitu jauh dari pusat kota membuat warga dapat dengan cepat ke rumah sakit.
Kepala RUSD AL Mulk, Munifah Budi Isnaeni, mengatakan meskipun rumah sakit ini bertipe D, namun semua alat medisnya baru. Selain itu, RSUD Al-Mulk juga sudah memiliki dua dokter spesialis dan sejumlah dokter umum yang ikut membantu penanganan keadaan darurat di RSUD Al-Mulk. “Pelayanan yang kami diberikan tentu akan berbeda dengan Puskesmas,” kata Munifah.
Selain melayani pasien rawat inap, RSUD Al Mulk juga melayani pasien rawat jalan. Pasien rawat jalan bisa datang pada hari Senin hingga hari Sabtu, pada pukul 8 pagi hingga 11 siang. Sorenya, layanan rawat jalan kembali diberikan dari pukul 14 siang hingga pukul 19 malam. Layanan unit gawat darurat (UGD) diberikan setiap hari selama 24 jam.
Dalam sehari, Al Mulk dapat melayani pasien hingga 122 orang. Di tahun pertamanya, RS Al Mulk melayani sekitar 5.000 pasien, sedangkan pada 2016 terjadi peningkatan dua kali lipat menjadi sekitar 1.200 pasien.
Selain itu, rumah sakit yang terletak di jalan Pelabuhan II km 6, Lembursitu ini, memiliki pelayanan poli anak. Nah yang sepesialnya, ruang rawat anak itu didekorasi sedemikian rupa sesuai dengan selera anak-anak. Tirai , sprei serta bantal dan guling itu berwarna merah jambu dengan motif kartun sesuai ciri khas anak-anak. “Hal ini dilakukan untuk membuat anak nyaman ketika dalam perawatan,” ujar Munifah.
Peralatan yang ada di rumah sakit Al Mulk ini boleh dikata sudah setara dengan yang ada di rumah sakit swasta. Hal itu dikarenakan peralatan itu semuanya baru dibeli, dan kualitasnya sama dengan yang digunakan rumah sakit besar. Peralatan tersebut, seperti untuk dokter gigi, USG dua dimensi untuk ibu yang hamil, dan CT scan untuk penyakit dalam. RS Al Mulk juga mempunyai dua mobil ambulance dan 1 mobil jenazah. Mobil ambulance ini dapat menjemput atau pun mengantar pulang pasien, asalkan daerah yang dituju masih berada dalam wilayah Kota Sukabumi.
Munifah menceritakan, awalnya pasien yang berkunjung itu sangat sedikit. Hal itu dikarenakan banyaknya stigma negatif di kalangan masyarakat mengenai pelayanan gratis. Masyarakat kala itu beranggapan bahwa pelayanan gratis itu akan dilakukan dengan peralatan seadanya dan penanganannya tak maksimal karena menggunakan obat-obatan kualitas rendah. “Stigma itu hilang dengan sendirinya setelah banyak pasien yang menceritakan tentang bagaimana pelayanan Al Mulk yang sebenarnya,” kata Munifah.