"Rakor bulanan resmi tidak ada lagi, jika masyarakat ada keluhan langsung lapor ke saya saja," kata Wali Kota Bandarlampung Herman HN.
Merdeka.com, Mesiotda - Wali Kota Bandarlampung Herman HN menghapus agenda rapat koordinasi (rakor) bulanan bersama Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Hal ini dilakukan untuk memaksimalkan waktu bekerja.
"Rakor bulanan resmi tidak ada lagi, jika masyarakat ada keluhan langsung lapor ke saya saja," kata Wali Kota Bandarlampung Herman HN di Bandarlampung, Minggu (5/2) seperti dikutip Antara.
Dia mengatakan, rakor bulanan yang biasa dilakukan pada minggu pertama setiap bulan harus dihapus, yang pertama agar waktu bekerja untuk masyarakat lebih banyak.
Ini juga sebagai upaya untuk membuat suasana lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandarlampung lebih sejuk dan sejahtera, mengingat saat ini sedang dalam kondisi yang kurang baik.
"Lebih baik tidak ada lagi rakor, dari pada buat ribut. Nanti akan saya panggil saja satu per satu kepala badan dan dinasnya," katanya.
Dia menegaskan, bahwa keputusan ini tidak lain hanya untuk membuat lingkungan pemkot lebih sejuk.
"Saya ingin semua aman, sejuk, sejahtera dan tidak ada lagi yang saling menjelek-jelekkan satu dengan lainnya. Saya juga ingin dari lapisan bawah sampai atas bisa kompak demi pembangunan Kota Bandarlampung," kata dia.
Jika camat dan lurah menerima laporan dari masyarakat bisa langsung menyampaikan kepadanya.
"Kalau ada keluhan-keluhan dari masyarakat bisa langsung ke saya, apalagi sudah banyak juga keluhan masyarakat yang telah diselesaikan," katanya.
Menurutnya, jika rakor dihilangkan tentunya lebih banyak waktu bekerja, sebab ASN merupakan pelayan masyarakat sehingga alangkah baiknya fokus untuk bekerja.
"Yang terpenting bekerja untuk pembangunan Kota Bandarlampung, agar lebih baik lagi," kata dia.
Sementara itu, sejumlah warga mengharapkan perbaikan jalan terutama di permukiman warga nonperumahan. "Memang sudah dilakukan pengaspalan, tetapi terkadang kualitasnya yang buruk sehingga mempercepat kerusakan," kata Udin, warga Labuhanratu, Bandarlampung.
Ia mencontohkan, Jalan Perkutut, yang menghubungkan Jalan Nusantara ke Jalan Sultan Haji dan kerap dijadikan jalur alternatif warga, kondisinya rusak parah. Jika hujan terjadi genangan.
"Ada upaya warga setempat menambal menggunakan bebatuan, tetapi justru mengganggu pengendara sepeda motor, lantaran batunya cukup besar dan mengkhawatirkan kalau terjatuh," kata dia.