"Risetnya kerja sama dengan teman jurusan kimia ITB, terus ada dari Jepang yang bantu."
Merdeka.com, Mesiotda - Produk inovasi dengan nama "sutra serat panda rawa" yang diinisiasi pengrajin sekaligus desainer asal Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi, Pinto meraih penghargaan terbaik dalam inovasi produk Inacraft 2017.
Pinto mengatakan bahwa idenya membuat produk itu karena melihat banyak kekayaan alam yang bisa diolah di Jambi, seperti pandan rawa. Selain itu di Kabupaten Bungo banyak rawa yang ditumbuhi pandan, di situlah Pinto berpikir untuk menjadikan pandan rawa tersebut menjadi kain.
"Sayang kalau tidak dimanfaatkan. Saya ingat ada teman bisa memintal daun nanas, kenapa tidak pandan ini diolah juga diambil seratnya untuk dijadikan tekstil. Saya coba ambil seratnya menjadi kain," kata Pinto, Minggu (30/4) seperti dilansir Antara.
Pengrajin Jambi ini menjelaskan proses untuk menghasilkan kain dari pandan rawa berlangsung sekitar 9 bulan, mulai dari riset yang ia lakukan sampai menjadi produk.
"Risetnya kerja sama dengan teman jurusan kimia ITB, terus ada dari Jepang yang bantu. Teknologi pemintalan benangnya, mereka yang membantu saya sehingga pandan itu bisa menjadi serat yang kemudian dijadikan kain," katanya.
Bahan baku katanya diambil di Bungo, pembenaman dan pewarnaan juga di Bungo, tetapi pemintalan dilakukan di Sulawesi Selatan dibantu temannya karena pemintalan sutra yang paling bagus ada di sana.
Pinto mengatakan kain yang dihasilkan dari serat pandan rawa tersebut digunakan untuk kain batik dan lainnya, namun sekarang condong dibuat menjadi bahan batik dengan pewarna alam.
Alhasil karya pengrajin Jambi ini meraih penghargaan yang membanggakan Provinsi Jambi dalam Inacraft atau pemeran dan perdagangan kerajinan dan ekonomi kreatif terbesar di Indonesia ke 19/2017 Pinto meraih The Best Product 2017 yang diberikan di Jakarta pada Jumat (28/4) sekaligus mendapat hadiah Rp 1 miliar dari BNI Life, tiket Jakarta - Yogyakarta dari Batik Airlines dan piagam serta tropi penghargaan.
"Saya berterima kasih kepada Bupati dan Ketua Dekranasda Bungo dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bungo. Waktu mengadakan riset, saya minta izin kepada Ketua Dekranasda Bungo untuk berangkat. Ini masih 75 persen, mungkin butuh satu kali lagi ke Jepang untuk riset terakhir, rencana dirampungkan pada 2017 ini juga," kata Pinto.
Pinto juga berterima kasih kepada Ketua Dekranasda Provinsi Jambi Sherrin Tharia Zola yang memotivasi dirinya menciptakan inovasi baru.
"Bu Sherrin bilang Pinto buat dong inovasi bagi Jambi, saya berpikir, apa kira-kira inovasi yang bagus buat Jambi, dan alhamdulillah dapat ide dan bisa diwujudkan menjadi produk," ujarnya.
Pengurus Dekranasda Provinsi Jambi Ely mengatakan prestasi ini sangat membanggakan bukan hanya bagi Dekranasda Provinsi Jambi dan Dekranasda Kabupaten Bungo, tetapi juga bagi seluruh masyarakat Provinsi Jambi.
Ely mengungkapkan setelah 19 tahun Inacraft diselenggarakan, baru kali ini Provinsi Jambi mendapat penghargaan terbaik dan selain karena kecerdasan Pinto, juga tidak terlepas dari kerjasama dan sinergi Dekrasanda Provinsi Jambi dengan Dekranasda kabupaten/kota.
Sementara itu, Ketua Dekranasda Provinsi Jambi Sherrin Tharia Zola mengaku senang dan bersyukur atas apa yang di raih oleh pengrajin Jambi itu.
"Alhamdulillah saya bersyukur, ini prestasi yang luar biasa, Inacraft tahun ini membawa berkah untuk pengrajin Jambi dan membuat mereka lebih semangat," kata Sherrin.
Sherrin berharap torehan ini bisa memacu pengrajin dan Dekranasda lebih semangat lagi, dan Dekranasda siap jadi pengayom dan orangtua para pengrajin.
"Prestasi ini harus membuat mereka lebih semangat lagi, bahwa Jambi itu diperhitungkan, bukan hanya meramaikan," ujarnya.
Istri Gubernur Jambi Zumi Zola ini juga berpesan agar masyarakat Provinsi Jambi lebih menghargai produk Jambi, di antaranya Batik Jambi.