"Kami tidak terbayangkan jika petani 2,5 musim tanam per tahun maka bisa menghasilkan produksi beras ratusan ribu ton,"
Merdeka.com, Mesiotda - Pemerintah Kabupaten Lebak, Banten, mengoptimalkan pembangunan infrastruktur jaringan irigasi tahun 2017. Hal ini guna mendukung swasembada pangan di daerah itu serta kedaulatan pangan nasional.
"Kami tahun 2017 merealisasikan pembangunan irigasi sebanyak 41 daerah irigasi (DI), sehingga bisa mengaliri persawahan seluas 3.255 hektare," kata Kepala Bidang Irigasi Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Lebak Dade Yan Priandi di Lebak, Minggu (12/3) seperti dikutip Antara.
Pembangunan jaringan irigasi tersebut guna mendorong peningkatan produksi dan produktivitas pangan sehingga menguntungkan pendapatan petani. Apalagi, Kabupaten Lebak merupakan daerah lumbung pangan di Provinsi Banten.
Pemerintah daerah berkomitmen untuk merealisasikan pembangunan jaringan irigasi tersebut untuk memenuhi ketersedian pasokan air. "Kami yakin pembangunan infrastruktur jaringan irigasi sangat penting untuk mendukung swasembada pangan," katanya.
Menurut Dade, pembangunan jaringan irigasi 41 DI tersebut dialokasikan dari Dana Alokasi Khusus (DAK).
Saat ini, jumlah infrastruktur irigasi yang ada di Kabupaten Lebak tercatat sebanyak 474 DI terdiri dari 463 irigasi permukaan dan 11 irigasi pompa.
Selama ini, ujar dia, jaringan irigasi dapat memberikan sumbangan besar terhadap program ketahanan pangan nasional.
Mereka petani bisa melaksanakan indeks pertanaman (IP) 2,5 musim tanam per tahun, padahal areal persawahan di Kabupaten Lebak kebanyakan sawah tadah hujan.
Artinya, kata dia, petani bisa tanam padi jika curah hujan di daerah itu meningkat. Untuk itu, melalui perbaikan rehabilitasi jaringan irigasi dan pembangunan embung petani bisa tanam 2,5 musim per tahun.
"Kami tidak terbayangkan jika petani 2,5 musim tanam per tahun maka bisa menghasilkan produksi beras ratusan ribu ton," katanya.