MESIOTDA Media Interaksi Otonomi Daerah
  1. MESIOTDA
  2. BEST PRACTICE

Dua inovasi dunia pendidikan ini digadang-gadang lambungkan Pinrang

"Ketika BMS di sekolah lain hidup segan mati tak mau, BMS SMK Negeri 1 Pinrang justru berhasil menjalankan aktivitas bisnis perbankan yang maju."

Rumah Bambu Pintar.. ©2017 Merdeka.com Editor : Anton Sudibyo | Selasa, 14 Maret 2017 14:19

Merdeka.com, Mesiotda - Pemerintah Kabupaten Pinrang terus mendorong inovasi keterlibatan warga dalam mengembangkan dunia pendidikan. Terbaru apresiasi tinggi diberikan Bupati Pinrang pada SMK Negeri 1 Pinrang dan Rumah Bambu Pintar.

SMK Negeri 1 Pinrang saat ini tengah melambung namanya dengan menjalankan program inovasi Bank Mini Sekolah (BMS). BMS sendiri merupakan salah satu sarana pembelajaran siswa jurusan akuntansi dan keuangan.

Menurut Bupati Pinrang, Aslam Patonangi tidak menyangkal bahwa sebenarnya BMS merupakan program lumrah yang dijalankan di sekolah kejuruan, terutama akuntansi dan keuangan.

"BMS SMK Negeri 1 Pinrang memang sangat luar biasa. Ketika BMS di sekolah lain hidup segan mati tak mau, BMS SMK Negeri 1 Pinrang justru berhasil menjalankan aktivitas bisnis perbankan yang maju, modern, bahkan menguntungkan," kata dia, Selasa (14/3).

Manfaat BMS SMK Negeri 1 Pinrang yang berdiri sejak 2001 tersebut tak hanya dirasakan siswa, tapi mampu memberikan manfaat kepada para guru, staf tata usaha, serta warga masyarakat yang tinggal di sekitar sekolah yang terletak di Jalan Langa, RT. 001/01, Desa Lampa, Kecamatan Duampanua, sekitar 3 kilometer dari pusat pemerintahan Kabupaten Pinrang.

Sementara itu, Rumah Bambu Pintar merupakan inisiasi Kepala Desa Wiringtasi, Kecamatan Suppa, Andi Dewiyanti. Rumah Bambu Pintar dikhususkan sebagai tempat belajar bersama yang berada di tengah areal kebun bambu.

"Di tempat ini warga desa, khususnya anak anak, bisa belajar bahasa Inggris dan komputer tanpa dipungut biaya sepeser pun," kata Andi.

Arena belajar ini pada awalnya didirikan karena dia prihatin melihat banyaknya anak-anak dari desanya yang harus bepergian berkilometer jauhnya untuk ikut kursus Bahasa Inggris dan Komputer.

"Berangkat dari keprihatinan itu, Yayasan Tabiyatul Istiqomah kami gandeng, sebuah yayasan yang dimotori oleh beberapa mahasiswa dari Pare-pare, yang secara geografis sangat dekat dengan Desa Wiringtasi," kata dia.

(AS)
  1. Inovasi
KOMENTAR ANDA